Rabu, 21 Juli 2010

punk rock solo - ngawi

hari itu 20 juni 2010
pagi seperti biasa
siang seperti biasa
sore seperti biasa
malam pun seperti biasa

tapi bagi kami, empat orang pengadu nasib, hari itu tampak sedikit berbeda.
hari yang sedikit lebih keras.

setelah seharian penuh berkelana mengadu nasib demi sebuah masa depan.

kami terkurung di dalam sebuah balok.

tak jelas ukurannya.

besar tidak, kecilpun tidak.

tapi yang kami tahu, balok itu terasa sempit untuk kami berempat yang di padukan dengan 2unit sepeda motor, di tambah dengan beberapa peralatan rumah tangga.

ya, tak bisa di pungkiri, kami berada di sebuah box sebuah mobil.

kami nebeng sebuah mobil box yang dibawa oleh teman kami.
teman yang tampan,baik hati, dan tiada duanya.

hanya sesak, pusing, gerah, dan tentunya sumpek yang kami rasa.
hanya berteriak, berteriak, dan berteriak yang bisa kami lakukan. kami teriakan lagu lagu punk yang kami favoritkan.
tak peduli orang orang berkata apa.
teriakan punkrock dari solo menuju ngawi.
cheeeeerrrs . . .

Senin, 12 Juli 2010

Selamat Jalan



Sangat sederhana...

Dia memahami betul apa arti sebuah hidup...bagaimana, untuk siapa...

Selalu memberikan pesan hidup yang nampak tetapi sulit sekali tertangkap...sungguh mengagumkan...

Doa anak cucu menyertai langkahmu...RIP

Jumat, 09 Juli 2010

Jangan Takut Berkeringat

hari itu jumat tanggal 4 juni 2010
solo spirit of java
sudah hampir satu bulan aku dan taman teman di kota itu

kami berada di kota solo selama 1,5 bulan untuk belajar agar mandapat sebuah tempat di suatu universitas negeri yang kami inginkan. kami berjumlah 8 orang dan menempati sebuah rumah milik saudara kami.

siang itu sehabis salat jumat, hanya aku dan seorang temanku berada di rumah.karena 6 dari kami ada keperluan untuk pulang ke kota ngawi. rasa penat menyelimuti jiwa, kantong kami pun juga kempes karena uang saku sudah hampir habis masa berlakunya.
berdua hanya bermain gitar atau melihat televisi di dalam rumah, kami berdua memutuskan memutari kota menggunakan motor. melewati ramainya jalan, memandang ramainya kendaraan yang melintas, mendengar alunan dari musisi jalanan, dan di akhiri dengan minum teh dingin di dekat stadion sriwedari.

sambil minum, kami berdua mengatur sebuah rencana, sebuah acara malam nanti agar tak mati di belenggu oleh sepi. dirumah ada televisi, tapi kami bosan berhari-hari hanya menyaksikan televisi. dirumah ada gitar, tapi kami bosan jika hanya genjrang genjreng main musik dirumah. dirumah ada laptop, kami bosan hanya main game yang sudah berkali - kali sudah di selesaikan. uang kami terlalu mepet kalau kami ingin nonton film atau hanya sekedar menyewa film.

berjam-jam kami membicarakan rencana yang sudah kami lakukan ataupun tak mungkin kami lakukan. kemudian muncullah seorang anak,usia kira kira 12 tahun, mengamen, menghampiri kami, menyanyikan lagu cari jodoh yang diciptakan dan di populerkan oleh wali band. terbesitlah pikiran dari kami, nanti malam mengisi kepenatan dengan mencoba mengamen di kota solo. tercetuslah kegiatan itu
haha. . .

malam pun tiba. pukul 19.00 kami bersiap dan berangkat. tujuan kami adalah persimpangan dekat tempat tinggal kami. setelah tiba, kami menyembunyikan motor kami di tempat yang aman kemudian baru turun ke lapangan. sambil jalan kami memikirkan lagu apa yang hendak kami persembahkan. lagu sudah terpilih, beruntung tak ada pengamen lain yang mangkal disitu. kami memainkan lagu kesana kemari tak juga dapat receh, karena sudah malam, dan juga jarang ada mobil yang melintas di persimpangan jalan itu. kami pindah tempat.

sampai di persimpangan yang lebih besar, banyak sekali mobil berderet deret berhenti karena lampu merah. kami menyembunyikan motor. karena kami pemusik yang masih baru, kami berdiskusi dengan pemusik yang sudah mangkal di tempat itu, kami minta izin padanya kalo kami ingin mengadu nasib di persimpangan itu, sungguh berterimakasihlah kami karena dapat izin. kami hanya diberi kesempatan mengamen dari jam 20.00-22.00 di sisi persimpangan dari arah selatan. alunan lagu dari punk rock jalanan pertama kami mendapat harga Rp500 masuk ke dalam kantong plastik yang saya pegang. teman saya memainkan gitar dan saya bertepuk tangan dan menyodorkan kantong plastik.

2 jam kami bermusik persimpangan itu megeluarkan banyak keringat dan menghabiskan suara sampai suara kami habis mendapatkan receh sebanyak Rp 22.300,00
untuk debut, kami anggap sangat banyak. pertama kalinya kami mendapatkan uang dengan hasil keringat kami sendiri.

kami berdua pulang dengan sebuah kebanggaan di dalam dada kami. haha . .
kami pulang ke rumah dengan mengendarai motor yang kami sembunyikan tadi. memang mungkin hari itu kami sangat beruntung, di tengah jalan, kami menemukan selembar uang kertas berwarna hijau senilai Rp 20.000,00. kami bagi rata hasil uang yang kami dapatkan hari ini.

ke esokan harinya, hari sabtu sehabis bimbingan, kami bertolak ke Pusat Grosir Solo atau PGS. kami membelanjakan uang yang kami dapat semalam. haha shoppping . . .
teman saya membeli sebuah jam tangan, seharga Rp 25.000. jelas saja jam tangan ini tiruan dari merk yang ternama. dia membeli jam tangan ini untuk diberikan kepada seorang perempuan pada saat wisuda sekolah kami nanti, dia memberikan kepada perempuan itu sambil menyatakan perasaan cintanya yang telah berkali-kali ditolak oleh perempuan itu. (hehee . . . kemarin mendengar kabar bahwa teman saya berhasil diterima oleh perempuan pujaan hatinya itu. tak tau karena sang perempuan sudah lelah menolak atu entah karena pemberian jam tangan palsu itu)
kalau saya, hanya dengan uang Rp 20.000,00 di tangan, saya hanya membelanjakan sebuah sandal batik seharga Rp10.000 dan sebuah tas batik seharga Rp10.000.

tidak akan terlupakan kenangan itu, kenangan bermusik di jalan raya, pertama kalinya mendapatkan uang dengan keringat saya sendiri.

cheeeeers . . . . . . . . . .